Rabu, 08 Agustus 2012

sepele tp luarbiasa pntingnya

I. PENGERTIAN
Haidl adalah darah yang keluar dari
kemaluan wanita yang sudah
mencapai usia 9 tahun Hijriyah kurang
sedikit (16 hari tidak genap), tidak
disebabkan penyakit atau sebab
melahirkan. Selain syarat-syarat di
atas, darah dihukumi haidl apabila :
a. Mencapai 24 jam.
b. Tidak lebih dari 15 hari 15 malam.
c. Sesuai dengan warna dan sifat
darah haidl.
d. Keluar pada waktu yang
memungkinkan untuk dihukumi haidl
(selain masa suci).
Oleh sebab itu, darah yang tidak
sesuai dengan ketentuan di atas
hukumnya adalah istihadloh.
Sedangkan batas maksimal seseorang
wanita tidak haidl itu tidak ada
ketentuan. Pada masa monopause
(masa bebas haidl), dimana
umumnya wanita sudah tidak keluar
darah haidl dan tidak produktif lagi itu
hanya berdasar adat kebiasaan,
bukan ketentuan syara’. Dengan
demikian, jika pada masa monopause
seorang wanita mengeluarkan darah
yang sesuai dengan syarat-syaratnya
darah haidl, tetap dihukumi haidl
juga.
II. DASAR DAN HUKUM BELAJAR
MASALAH HAIDL
Dalil yang menjadi dasar hukum dan
hakikat dari haidl atau nifas adalah Al-
Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 222 dan
Al-Hadits riwayat Bukhori Muslim.
Sedangkan hukum mempelajari ilmu
yang membahas tentang haidl, nifas
dan sekitarnya adalah :
a. Fardlu Kifayah bagi laki-laki.
b. Fardlu ‘Ain bagi kaum wanita.
Maksudnya, wajib bagi setiap wanita
untuk belajar dan mengerti masalah-
masalah haidl, nifas dst. Sehingga
walaupun sudah bersuami, apabila
tidak mengerti dan suaminya juga
tidak dapat memberi penjelasan
tentang haidl, nifas dst, maka wajib
bagi perempuan tersebut untuk
belajar, meskipun harus keluar dari
rumah. Dan bagi suaminya tidak
boleh (haram) melarang istrinya yang
keluar rumah guna belajar masalah
haidl, nifas dst.
III. BATASAN DARAH HAIDL
Haidl selalu ditandai dengan adanya
(wujudnya) darah, namun tidak
berarti setiap darah itu haidl. Sebab
darah yang dikeluarkan oleh wanita
itu adakalanya darah haidl, nifas atau
istihadloh.
Darah yang keluar dari wanita, bisa
dihukumi haidl apabila wanta tersebut
telah mencapai usia 9 tahun hijriyah
kurang 16 hari tidak genap. Maksud
dari 16 hari tidak genap adalah
waktu yang tidak mencukupi
digunakan untuk minimal haidl (=1
hari 1 malam) dan minimal suci (=15
hari 15 malam).
Apabila wanita yang mengeluarkan
darah belum mencapai usia
dimaksud, maka darah tersebut
hukumnya adalah istihadloh secara
mutlak. Dan jika sebagian di luar usia
dan sebagian lagi dalam usia wanita
yang haidl, maka darah yang berada
di luar usia hukumnya darah
istihadloh, sedangkan darah yang
keluar saat sudah mencapai usia
wanita yang haidl adalah haidl
(dengan syarat masa keluarnya
mencapai 24 jam).
Contoh :
Seorang wanita berusia 9 tahun
hijriyah kurang 20 hari,
mengeluarkan darah selama 10 hari,
maka :
= 4 hari lebih sedikit yang awal
hukumnya istihadloh. Sebab saat
keluar darah belum mencapai usia
wanita yang mengalami haidl.
= 6 hari kurang sedikit yang
selanjutnya hukumnya haidl. Sebab
saat keluar darah, usia wanita
tersebut telah mencapai usia wanita
yang mengalami haidl dna
jumlahnya mencapai 24 jam.
Paling sedikit haidl 24 jam, baik
keluarnya terus-menerus atau
terputus-putus dalam masa 15 hari 15
malam. Maksimalnya masa haidl itu
15 hari 15 malam. Sedangkan
umumnya haidl itu 6 atau 7 hari
(malam).
Darah yang masa keluarnya tidak
mencapai 24 jam atau mencapai 24
jam namun ditempuh dalam waktu
lebih dari 15 hari 15 malam,
hukumnya adalah darah istihadloh.
Sedangkan jika masa keluarnya darah
diragukan, mungkin mencapai 24 jam
dan mungkin tidak, makanya
hukumnya khilaf.
Menurut Ibnu Hajar, hukumnya
adalah darah istihadloh.
Menurut Imam Romli,
hukumnya adalah darah haidl.
Bagi wanita yang mengalami haidl
secara normal, yaitu masa keluarnya
darah mencapai 24 jam dan tidak
melebihi 15 hari 15 malam, maka
semuanya dihukumi haidl. Walaupun
warna dan sifatnya berbeda-beda.
Dan dia tidak dibenarkan
menggunakan standart adat
(kebiasaan) atau sifat kuat sebagai
ukuran haidlnya.
Begitu juga dihukumi haidl adalah
masa suci (putus darah) yang berada
diantara darah haidl.
Contoh :
Seorang wanita (sudah pernah haidl
maupun belum pernah)
mengeluarkan darah sbb :
Darah merah
…………………………………………………..=
3 hari
Suci
………………………………………………………
…………..= 3 hari
Darah hitam
……………………………………………………=
3 hari
Darah kuning
………………………………………………….=
3 hari
——————————————–
= Haidlnya adalah 12 hari
IV. BATASAN SUCI HAIDL
Batas minimal suci yang memisahkan
haidl satu dengan haidl yang lain
adalah 15 hari 15 malam. Umumnya
suci haidl itu 23 atau 24 hari,
tergantung kebiasaan haidlnya.
Sedangkan maksimalnya suci haidl itu
tidak ada batasan tertentu.
Apabila suci haidl tidak mencapai 15
hari 15 malam, artinya sebelum masa
suci mencapai 15 hari 15 malam
sudah keluar darah lagi, (dengan
warna dan sifat sama) maka berarti
wanita tersebut mengalami istihadloh.
Sedangkan metode untuk
menetapkan berapa haidl dan berapa
istihadlohnya, maka diperinci sbb :
a. JIka masa keluarnya darah yang
pertama ditambah masa suci
jumlahnya mencapai 15 hari atau
lebih, dan masa keluarnya darah
kedua ditambah masa suci jumlahnya
genap 15 hari atau kurang 15 hari,
maka hukumnya adalah,
Darah yang pertama (sebelum masa
suci) = HAIDL
Darah yang kedua (setelah masa suci)
……..= ISTIHADLOH
Contoh :
Seorang wanita (pernah haidl
maupun belum pernah)
mengeluarkan darah sbb :
Darah merah
……………………………………………= 10
hari
Suci
………………………………………………………
…..= 10 hari
Darah merah
…………………………………………..= 5
hari
——————————————
= 10 hari pertama hukumnya haidl
10 hari selanjutnya hukumnya suci
5 hari terakhir hukumnya istihadloh
b. Jika masa keluarnya darah yang
pertama ditambah masa suci
jumlahnya mencapai 15 hari atau
lebih, dan masa keluarnya darah
kedua ditambah masa suci jumlahnya
lebih dari 15 hari, maka hukumnya
adalah,
Darah yang pertama (sebelum masa
suci) ……..= HAIDL
Darah yang kedua yang menjadi
penyempurna genapnya suci 15 hari
……………..= ISTIHADLOH
Sedangkan darah kedua selain yang
menjadi penyempurna hukumnya
adalah,
Jika mencapai 24 jam
……………………………………….= HAIDL
JIka kurang dari 24 jam
……………………………………= ISTIHADLOH
Contoh :
Seorang wanita (pernah haidl
maupun belum pernah)
mengeluarkan darah sbb :
1. Darah merah
………………………………………………….=
10 hari
Suci
………………………………………………………
………….= 10 hari
Darah merah
…………………………………………………..=
10 hari
———————————————
= 10 hari pertama hukumnya haidl
10 hari selanjutnya hukumnya suci
5 hari selanjutnya hukumnya
istihadloh
5 hari selanjutnya hukumnya haidl
2. Darah hitam
……………………………………………………..
= 10 hari
Suci
………………………………………………………
……………= 10 hari
Darah hitam
……………………………………………………..
= 5 hari.20 jam
—————————————————
= 10 hari pertama hukumnya haidl
10 hari selanjutnya hukumnya suci
5 hari selanjutnya hukumnya
istihadloh
20 jam selanjutnya hukumnya
istihadloh
Jika sisa darah kedua (selain yang
menjadi penyempurna suci 15 hari)
jumlahnya lebih dari 15 hari, maka
haidl dan sucinya (sisa darah kedua)
disamakan dengan standart adat
haidl dan suci (apabila sudah
mempunyai adat).
Contoh :
Seorang wanita yang mempunyai
adat haidl 5 hari dan suci 15 hari,
mengeluarkan darah sbb :
Darah hitam
……………………………………………………..
= 5 hari
Suci
………………………………………………………
……………= 14 hari
Darah hitam
…………………………………………………….=
21 hari
———————————————-
= 5 hari pertama hukumnya haidl
14 hari selanjutnya hukumnya suci
1 hari selanjutnya hukumnya
istihadloh
5 hari selanjutnya hukumnya haidl
(disamakan adat)
15 hari selanjutnya hukumnya suci
c. Jika masa keluarnya darah yang
pertama ditambah masa suci
jumlahnya tidak mencapai 15 hari,
maka apabila belum pernah haidl dan
suci hukumnya adalah,
1 hari 1 malam pertama
…………………………………………………….=
HAIDL
29 hari selanjutnya
……………………………………………………………
…= SUCI
Contoh :
Seorang wanita yang belum pernah
haidl mengeluarkan darah sbb :
Darah hitam
…………………………………………….= 4
hari
Suci
………………………………………………………
…..= 10 hari
Darah hitam
…………………………………………….= 16
hari
——————————————
= Sehari semalam pertama
hukumnya haidl, sedangkan sisanya
suci.
d. Jika masa keluarnya darah yang
pertama ditambah masa suci
jumlahnya tidak mencapai 15 hari,
maka apabila sudah pernah haidl dan
suci, maka hukumnya disamakan
dengan adat (haidl dan suci) tersebut.
Contoh :
Seorang wanita yang mempunyai
adat haidl 5 hari dan suci 25 hari,
mengeluarkan darah sbb :
Darah merah
………………………………………………………
= 7 hari
Suci
………………………………………………………
………………= 7 hari
Darah merah
………………………………………………………
= 16 hari
———————————————-
= 5 hari 5 malam pertama
hukumnya haidl, sedangkan sisanya
suci.
Keterangan :
1. Jika dalam masalah di atas darah
bisa dibedakan antara kuat dan
lemah, maka yang dihukumi haidl
adalah darah kuat (jika menetapi
syarat).
Contoh :
Seorang wanita (pernah haidl
maupun belum) mengeluarkan
darah sbb :
Darah merah
……………………………………..= 7 hari
Suci
…………………………………………………….=
7 hari
Darah hitam
………………………………………= 7 hari
————————————-
= 7 hari pertama hukumnya
istihadloh
7 hari selanjutnya hukumnya suci
7 hari selanjutnya hukumnya haidl
2. Adat haidl bisa dijadikan standart
hukum apabila bertepatan dengan
masa keluar darah.
Jika mustahadhoh mengeluarkan
darah terputus-putus dan akhirnya
masa adat haidl bertepatan waktu
tidak keluar darah, maka yang
dihukumi haidl adalah masa keluar
darah (sebelumnya).
Contoh :
Seorang wanita yang sudah pernah
haidl mengeluarka darah sbb :
Darah merah
……………………………………….= 5 hari
Suci
………………………………………………………
= 8 hari
Darah merah
………………………………………= 8 hari
————————————-
Jika adat haidlnya 3 hari, maka
haidlnya 3 hari
Jika adat haidlnya 5 hari, maka
haidlnya 5 hari
Jika adat haidlnya 7 hari, maka
haidlnya 5 hari
Jika adat haidlnya 10 hari, maka
haidlnya 5 hari
Jika adat haidlnya 14 hari, maka
haidlnya 14 hari
Jika adat haidlnya 15 hari, maka
haidlnya 15 hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar